Nyatanews.com// KLATEN: PT Casagro Futura Pratama melakukan ekspos panen padi Rojolele Srinuk hasil uji coba penggunaan pupuk Futura Carbontiliser di lahan Agro Techno Park (ATP) Humo Klaten, Selasa (28/6).
Ekspos panen padi Rojolele Srinuk hasil uji coba penggunaan pupuk bahan dasar batu bara itu kerja sama PT Casagro Futura Pratama dengan Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta dan PT Berdi Organik Internasional.
Kegiatan ekspos panen hasil uji coba ragam pupuk pada tanam padi Rojolele Srinuk di ATP Humo Klaten dihadiri pejabat Bappeda, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), dan Gapoktan Klaten.
Direktur PT Casagro Futura Pratama, Vito Tjahyadi, menjelaskan tujuan ekspos panen hasil uji coba penggunaan pupuk Futura Carbontiliser pada tanam padi Rojolele Srinuk, adalah untuk sosialisasi pupuk nonkimia itu kepada petani di Kabupaten Klaten.
Dalam uji coba kali pertama ini ada empat plot, masing-masing seluas 800 meter persegi. Plot satu dan dua memakai pupuk kimia jenis NPK, plot tiga hanya dengan pupuk Futura Carbontiliser, dan plot empat menggunakan ragam pupuk NPK dan Futura Carbontiliser.
Menurut Vito, proyeksi panen hasil uji coba plot satu dan dua yang khusus menggunakan pupuk NPK, yakni 5-6 ton per hektare.
Kemudian, plot tiga yang hanya memakai pupuk Futura Carbontiliser hasil panennya 7 ton.
Sementara, hasil panen uji coba plot empat atau terakhir mencapai 7-8 ton.
Untuk demplot (P4) yang menggunakan ragam pupuk kimia (NPK), kata Vito, dikurangi dosisnya sampai 50%.
“Hasil panen padi dengan menggunakan pupuk NPK dan pupuk Futura Carbontiliser cukup tinggi, yakni mencapai 7-8 ton atau rata-rata naik 30℅,” katanya.
Sosialisasi pupuk karbon bahan dasar batu bara tersebut, menurut Vito, momen yang tepat dengan kondisi kelangkaan pupuk yang sering terjadi di beberapa daerah akhir-akhir ini.
Maka, dengan hadirnya pupuk Futura Carbontiliser menjadi jawaban untuk mengatasi kelangkaan pupuk di Klaten.
Perlu diketahui, bahwa pupuk Futura Carbontiliser 100% kandungan lokal Indonesia. Pun harga eceran pupuk karbon bahan dasar batu bara ini terjangkau petani, yakni Rp7.500 per kilogram atau Rp187.500 per 25 kilogram. Harga ini di bawah harga pupuk nonsubsidi.
Menurut Vito, pupuk Futura Carbontiliser sudah beredar dan banyak dijual di kios pupuk pertanian di Klaten.
“Pupuk Futura Carbontiliser ini penemuan baru di dunia pertanian, dan sudah diproduksi di Ceper, Klaten. Selain itu, pupuk futura batu bara ini juga sudah mendapatkan hak paten dari Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Jadi, sudah diakui dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Lilik Nugra Harja yang mewakili Kepala DKPP Klaten dan Muhammad Umar Said, Kabid Litbang Bappeda menyambut positif ekspos panen uji coba ragam pupuk pada tanam padi Rojolele Srinuk di lahan ATP Humo Klaten.
Menurut Lilik, penggunaan pupuk nonkimia mengingatkan petani di Klaten pada masa lalu yang tidak mengandalkan pupuk kimia untuk pemupukan tanaman pertanian, khususnya padi dan palawija. Terbukti hasil panennya cukup baik.
Senada dikemukakan Kabid Litbang Bappeda Umar Said. Menurutnya, petani sekarang juga didorong untuk menggunakan pupuk organik dan mengurangi pupuk kimia yang sekarang harganya mahal, selain sering langka di pasar. (Sgt)